23/10/11

unforgotten..Nusa Lembongan

Kunjungan singkat itu bikin saya ga bisa lupa dan ingin kembali ke pulau kecil yang satu ini. Berawal dari ajakan seorang dosen untuk membantu penelitiannya tentang petani rumput laut, saya yang suka sekali jalan-jalan (apalagi gratis..tis..tis) tentunya ga nolak heheee..itung-itung bantu teman dan bu dosen, plus jadi tau yang namanya Nusa Lembongan. Karena waktunya singkat (hanya 3 hari 2 malam), jadilah jadwal diatur sebaik mungkin agar penelitian dan jalan-jalan kami sukses semuanya :))


Nusa Lembongan...!!yaaayyy
Hari 1. Kami berangkat dari pantai Sanur, menyebrang dengan jukung selama kurang lebih 1 jam akhirnya sampai di Nusa Lembongan!! yaayyyy... Lihat air lautnya yang bening dengan warna biru yang cuaaaantikk rasanya tuh kaya di surga gitu (*lebay mode on) - take a look this pic.............................
Mengangkut hasil panen
Nusa Lembongan masih termasuk wilayahnya Kabupaten Klungkung, Bali. Letaknya di sebelah tenggara Pulau Bali, dipisahkan oleh Selat Badung. Sebagian besar warganya memang bermata pencaharian sebagai petani rumput laut. Jadi, kegiatan di hari pertama kami fokuskan untuk melakukan survey ke petani rumput laut di Desa Jungut Batu - sekitar penginapan. Kebetulan banyak yang sedang panen siang itu, jadi kami bisa melihat kegiatan mereka. Jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan di Nusa Lembongan adalah jenis Euchema cottoni dan Euchema spinosum. Kedua jenis ini merupakan rumput laut penghasil karagenan. Para petani biasanya menjual hasil panen mereka kepada pengepul. Namun, ada pula kelompok-kelompok tani atau koperasi yang menampung hasil panen anggotanya untuk dijual secara berkelompok.
Yuuuk lanjut lagi...setelah seharian survey dan berkenalan dengan rumput laut, kami ga mau melewatkan hari pertama tanpa merasakan ombak dan pantainya. Jadilah malam itu temanya 'bermain air' hehehee..kaya anak kecil ga pernah liat laut. Rasanya bebas banget, lepas dan jauh dari rutinitas sehari-hari :) tapi setelah itu lanjut lagi PR untuk merangkum hasil survey.
Hari 2. Hari kedua adalah hari yang paling kami tunggu-tunggu...kenapa??saatnya JALAN-JALAN :) pagi-pagi kami sudah bersiap, sambil menunggu tour guide kami membawakan motor pinjaman untuk kami gunakan berkeliling seharian huhuuuuuy.. Olehnya kami diajak ke beberapa spot terbaik, yang paling saya ingat adalah Gala-gala Underground House dan Dream Beach yang keren banget.
Inside Gala-gala Underground House
Gala-gala underground house atau gua Gala-gala ini adalah sebuah gua yang menurut cerita dibuat oleh seorang manusia. Di dalam gua terdapat ruangan-ruangan selayaknya rumah tinggal, ada tempat tidur, tempat mandi, dan sebagainya..liat aja nih fotonya
Next destination...The Dream Beach, tebing laut yang mengingatkan dengan Water Blow di Nusa Dua, tapi yang ini lebih indah lebih keren lebih wooowww. Tempatnya agak di pelosok gitu, jadi cuma ada kita di sana - serasa punya sendiri hihihiii. Setiap kali ombak berdebur di dinding tebing jadi ada pelangi......Paradiso
Rainbow at Dream Beach
Selain Gala-gala dan Dream Beach, kami juga diajak ke beberapa pantai berpasir putih, tapi saya tidak ingat lagi nama-namanya hehehee..Sambil jalan-jalan, kami tetap melakukan survey ke petani-petani rumput laut. Tidak hanya di pulau Nusa Lembongan, kami juga sampai ke Nusa Ceningan. Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan dihubungkan dengan sebuah jembatan, jadi bisa langsung cuuuuzzzz naik motor ke Nusa Ceningan.



Hari 3. Time to go home. Sudah waktunya kami kembali ke Denpasar. Pagi itu langit agak mendung, angin yang bertiup juga agak kencang, sempat khawatir juga naik perahu. Air laut di sisi perahu terlihat lebih tinggi, mulai hujan rintik-rintik lagi, jadi selama penyebrangan saya ga bisa berhenti berdoa mohon keselamatan. Akhirnya kami selamat sampai di Sanur kembali...hufffft...terima kasih Tuhan :) walaupun kadang ngeri sendiri mikir nyebrang ke sana, tapi saya tetap ingin datang lagi..... unforgotten Nusa Lembongan

17/10/11

Risol Keju Kornet

Awalnya saya bukan penggemar risol, sampai tante saya membuatkan risol keju yang enaaaaak deh pokonya...dan tante saya berbagi resep risol kejunya. Kali ini saya ganti daging ayam dengan kornet sapi...makin enaaaakkk :) ini resepnya..

Bahan kulit:
  • Terigu 250 g
  • Telur 3 butir
  • Susu cair 500 cc (bisa gunakan 1 sachet diencerkan)
Bahan pelapis :
  • Telur
  • Tepung panir
Bahan isi:
  • Bawang bombay 1 siung, dicincang
  • Wortel 1/2 kg, dipotong kecil
  • Corned beef 200 g
  • Terigu 125 g
  • Margarine 1 sdm
  • Keju cheddar 50 g, diparut
  • Susu cair 250 cc
  • Lada secukupnya
  • Pala secukupnya
  • Garam secukupnya
Caranya:

Membuat kulit :
  1. Campur telur dan susu cair dengan mixer, 
  2. Tambahkan terigu sedikit demi sedikit, aduk hingga merata. 
  3. Oleskan minyak di permukaan teflon, buat dadar tipis-tipis.
Membuat ragout (isi) :
  1. Panaskan margarin, tumis bawang bombay hingga harum.
  2. Masukkan corned beef dan wortel, aduk
  3. Tambahkan terigu sedikit demi sedikit, aduk hingga rata, masukkan bumbu
  4. Tambahkan susu, aduk, masukkan keju parut, aduk hingga rata
  5. Masak hingga adonan sedikit padat dan kalis
  6. Ambil 1 sdm ragout, letakkan pada kulit, gulung sambil dipadatkan
  7. Celup risol ke dalam telur kocok, gulingkan ke dalam tepung panir hingga rata
  8. Simpan dalam kulkas 15 menit, goreng dalam minyak panas
  9. Sajikan dengan saos sambal atau cabai rawit

13/10/11

Coba Bikin Truffle

Baru belajar membuat truffle nih...Resepnya saya dapatkan dari sini judulnya Homemade Ferrero Rocher hmmmmm denger namanya aja yummy yaa :)

Tapi tidak semua bahan bisa saya dapatkan, jadi saya modifikasi aja dengan bahan yang ada..namanya juga baru belajar heheheee

Bahan-bahan:
  • 250 g wafer (saya gunakan wafer mocca), hancurkan
  • 150 g white chocolate
  • 200 ml whipped cream cair
  • 200 g dark chocolate dan 50 g white chocolate untuk coating

Cara membuat:
  1. Tempatkan wafer yang sudah dihancurkan pada wadah
  2. Cincang cokelat putih dan letakkan di wadah terpisah
  3. Panaskan whipped cream, angkat jika sudah mendidih
  4. Tuang whipped cream ke wadah white chocolate tadi. Aduk sampai coklat cair, kemudian tuang ke wadah wafer, dan aduk hingga rata
  5. Bentuk adonan wafer menjadi bola-bola kecil, bekukan dalam kulkas
  6. Setelah cukup beku, celupkan dalam coklat cair
  7. Biarkan beku dan pindahkan ke wadah kertas
Inilah hasil percobaan pertama.....
Niiiih hasilnya :) memang ga sebagus contoh..tapi ga buruk bangetlah...hihihii *menghibur diri..next time coba lagiiii
Semangaaaaaaattt

Trip to Nusa Penida

Sudah lama saya ingin mengunjungi pulau ini, Nusa Penida namanya. Terletak di sebelah tenggara pulau Bali, dipisahkan oleh Selat Badung. Di sekitarnya ada 2 pulau kecil lainnya, yaitu Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Kalau 2 pulau ini sudah pernah saya kunjungi sekitar 2 tahun lalu, dan membuat saya ingin kembali mengunjunginya :-) Perairan di sekitar pulau-pulau ini memang dikenal sebagai "dive spot". Tetapi kunjungan saya ke Nusa Penida bukan untuk menyelam (berhubung ga bisa dan ga ada dana hehehe), hanya sekedar ingin tahu suasananya dan......yang utama mengunjungi beberapa pura di sana.

Trip ini sudah kami (saya dan teman-teman) rencanakan jauh-jauh hari, untuk menghabiskan libur Lebaran dari kantor yang cukup melegakan - 1 minggu. Rencana tinggal rencana...teman-teman malah pulang kampung. Jadilah tinggal 2 orang yang positif tetap berangkat (saya dan seorang lagi, namanya Desak). Karena di antara kami belum ada yang pernah ke sana, jadi kami cari informasi dulu ke teman-teman yang pernah/ yang berasal dari Nusa Penida. Informasi cukup - keberanian terkumpul - tanggal 27 Agustus 2011 ditetapkan.

Ini perjalanan 'agak nekat' pertama saya...(cuma berdua, cewe2, nyebrang laut pula), membuat beberapa orang sangsi dan marah karena kenekatan kami hehehehee pissss :P tapi tetap kami lanjutkan. Perjalanan kami mulai dari Terminal Batu Bulan..terpaksa naik angkot karena tidak ada yang bisa mengantar kami langsung ke Pelabuhan Padang Bai. Agak kaget juga perjalanan kurang lebih 1 jam ini ongkosnya sampai Rp.50.000,- hhhhh...Dari Padang Bai kami akan menyebrang dengan kapal roro, biayanya hanya Rp.16.000,- (murah dibanding ongkos angkot tadi hihihi...). Hari itu cukup ramai yang menyebrang besama kami, kebanyakan rombongan yang akan bersembahyang - esok hari adalah Tilem (bulan mati), 'rainan' umat Hindu. Kapal berangkat jam 14.30 wita, satu jam kemudian sampailah kami di Nusa Penida.

Beruntung saya punya kakak sepupu yang baiiiiikk sekali. Dia bekerja sebagai pengajar di sebuah SMP di Nusa Penida, yang akhirnya merelakan hari liburnya untuk menemani dan menampung kami selama di Nusa Penida hehehehee...Kami menginap di kos Mbok'Tu (kakak saya) - tepatnya pinjam kamar teman kos yang sedang pulang ke Bali :D bapak-ibu kos juga sangatttttt baiiiiiiik mengijinkan kami menginap tanpa ongkos...hooorrrrraaaayyy  

Mbok'Tu sudah menyiapkan rencana perjalanan kami ternyata. Malam hari itu juga (Sabtu, 27 Agustus 2011) kami diajak ke Pura Dalem Ped, yang selama ini hanya kami dengar namanya. Wooowww...senang akhirnya bisa ada di sini - sayang tidak banyak foto yang kami ambil karena sudah malam. Pura Dalem Ped merupakan kompleks pura terbesar di Nusa Penida, terletak di Desa Ped. Ada empat pura di komleks ini, yaitu: Pura Segara, Pura Taman Sari, Pura Ratu Gede, dan Pura Penataran Agung Dalem Ped.

Dan keesokan harinya (Minggu, 28 Agustus 2011), kami menghabiskan waktu seharian mengunjungi 3 pura lainnya, yaitu: Pura Batu Medawu, Goa Giri Putri, dan Pura Puncak Mundi. Tujuan pertama ke Pura Batu Medawu, berada di Desa Suana. Walaupun tidak sebesar Pura Dalem Ped, pura ini juga tidak kalah megah, sangat indah...Tapi waktu itu hanya kami bertiga yang datang, tidak juga ada pemangku pura.
Pura Batu Medawu

Perjalanan kami lanjutkan ke Goa Giri Putri. Masih di Desa Suana, tapi kami berbalik arah karena letaknya sebelum Pura Batu Medawu. Memasuki pura ini kami harus menaiki anak tangga terlebih dahulu. Di puncak tangga terdapat pura yang pertama. Selanjutnya adalah yang unik dari ini, yaitu Goa Giri Putri. Jalan masuk ke goa adalah sebuah celah sempit di tebing batu, yang hanya muat dimasuki oleh satu orang. Jadi pemedek harus antri bergiliran masuk ke goa. Turun dari celah itu, kami masih harus merunduk sampai beberapa meter, baru kemudian terlihat besarnya goa ini, bahkan bisa menampung ribuan orang di dalamnya. Saya cuma bisa bilang "woowwww" terkagum-kagum dengan karya Sang Pencipta. Di dalam goa, ada 4 pura/ pelinggih lagi. Sekarang di dalam goa sudah dilengkapi dengan lampu penerangan, dan pelinggih serta tempat persembahyangan juga sudah diperbaharui. Ga kebayang gimana pemedek jaman dulu, tanpa penerangan atau anak tangga yang aman seperti ini...Ada lagi yang unik, pelinggih di ujung goa menunjukkan perpaduan budaya Hindu dan Budha, dengan adanya pemujaan kepada Dewi Kwan-Im.
Kwan-Im di Goa Giri Putri

Kurang lebih 3 jam di Goa Giri Putri, tak terasa sudah saatnya makan siang. Isi perut dulu, sebelum ke tujuan selanjutnya :)
Kincir (Tulad, Puncak Mundi)
Sudah menjelang sore saat kami berangkat ke Pura Puncak Mundi, jam menunjukkan pukul 15.30 wita. Takut kesorean, karena medan jalan yang harus ditempuh cukup sulit - jalan perbukitan, dengan naik motor, ditambah lagi kami semua perempuan dan memakai kain! Kenekatan tanpa henti..hihihiii. Berbekal tekad dan niat tulus untuk sembahyang, dan percaya kami dalam lindungan-Nya. Sekitar 45 menit perjalanan itu, dan saya ada di posisi "dibonceng", agak melelahkan karena harus membawa banten dan berpegangan saat jalan menurun atau menanjak..hadehhh..tapi tetap semangat ngliat pemandangan di atas bukit yang kerennnnn banget. Salah satu yang jadi favoritku adalah kincir-kincir raksasa di atas bukit....

Dua hari yang luar biasa di Nusa Penida..Inginnya kami melanjutkan liburan ke Nusa Lembongan lagi, tapi cukup deh kenekatan kami sampai di Nusa Penida hehehee lagi pula bekal udah pas2an. Rencana kami akan pulang ke Bali bersama Mbok'Tu di hari Senin. Tiba-tiba ada teman yang bilang akan menyusul ke Nusa Penida. Jadi kami harus "mengungsi" dari kos Mbok'Tu ke penginapan. Senin pagi, saat Mbok'Tu pergi mengajar, saya dan Desak berkeliling Nusa Penida - ingin tahu Toya Pakeh (dermaga untuk menyebrang ke Lembongan) sekalian survey harga - yang utama mencari penginapan untuk kami dan teman-teman yang akan menyusul. Kami dapatkan penginapan yang paling dekat dengan pelabuhan. Charge per kamarnya hanya Rp.50.000,- (tanpa AC) dan Rp.100.000,- (dengan AC). Di setiap kamar ada dua tempat tidur dan ada kamar mandi...lumayan :)
Naah, hari itu teman saya sempat mengabarkan kalau mereka terlambat berangkat, padahal sudah saya wanti-wanti agar jangan ketinggalan kapal yang hanya ada 2x keberangkatan (jam 11.00 dan 14.00 wita). Saya dan Desak putuskan "kalau mereka terlambat kita tinggal pulang". Ehhh ga taunya sampai di pelabuhan, kita yang ketinggalan kapal..wkwkwkwk udah kaya anak kehilangan ortu jalan berdua dengan ransel siang-siang. Yaaaa sudahlah..akhirnya kami pasrah..dengan sedikit kekesalan masih tersisa hehehee.. Ternyata ehh ternyata, teman saya benar-benar ketinggalan kapal dari Padang Bai. Tapi mereka tidak menyerah, cari jalan lain. Mereka diarahkan ke pantai Kusamba, dengan naik boat charteran, tentunya dengan ongkos lebih mahal ketimbang kapal roro, Rp.50.000/orang. Dari Kusamba, penyebrangan menuju ke pantai Toya Pakeh. Di sana mereka sewa motor Rp.50.000/motor.
Sunrise @ Nusa Penida

Selasa pagi (30 Agustus 2011), saya dan Desak sudah terbangun jam 6 pagi. Belum lihat sunrise di Nusa Penida sejak kami tiba di sini...akhirnya pagi itu kami jalan pagi menuju pasar, yang letaknya di tepi pantai. Beautiful sunrise....sebelum kembali ke Bali. Di pasar, kami mencari jajanan dan makanan untuk sarapan pagi. Kami sempatkan pula mampir di kios milik Aji Dewa (bapak kos tempat menginap kemarin), dan membeli kain tenun khas Nusa Penida, kain endek cepuk.
Sambil menunggu teman-teman yang sembahyang ke Goa Giri Putri, saya mengemas barang-barang untuk pulang. Sudah agak khawatir karena sampai jam 12.00 mereka belum juga sampai, takut ketinggalan kapal lagi. 45 menit kemudian mereka datang dan langsung berkemas. Saya ke pelabuhan lebih dulu untuk mencari tiket. Penumpang sudah naik kapal semua, untunglah kami tidak kehabisan tiket..hufft. Jam 14.00 kapal berangkat meninggalkan Nusa Penida menuju Padang Bai. Berakhirlah perjalanan kami di Nusa Penida...
Nusa Lembongan & Nusa Ceningan...next time I'll be there again :)))

05/10/11

to bee or not to bee

Tiba-tiba ingat sama buku yang satu ini...To Bee or Not to Bee. Saya beli buku ini hampir 2 tahun lalu. Begitu melihat gambar sampulnya langsung tertarik (walaupun pepatah bilang "don't judge a book by its cover" hihihihi...), apalagi warna kuningnya yang menarik hati :))
Isinya tidak kalah menarik..ada kisah tentang seekor lebah bernama Buzz yang merasa bosan mencari madu dan pencariannya akan Tuhan. Buat saya buku ini ga cuma menjadi hiburan semata karena cerita dan gambarnya yang menarik, tetapi didalamnya juga ada kata-kata bijak dan nilai-nilai tentang kehidupan.

Buzz...seekor lebah yang nyeleneh di antara koloninya. Ia dianggap aneh karena pemikirannya yang tidak biasa. Buzz mulai merasa bosan dengan rutinitasnya sebagai lebah pekerja - mencari madu. Buzz merasa seharusnya ada saat di mana para lebah menikmati hidup mereka dan berhenti berpikir untuk memperluas koloni. Hingga suatu hari Buzz bertemu dengan seekor lebah tua bernama Bert - yang kemudian menjadi temannya. Dari Bert ia mendapat pengetahuan tentang Tuhan dan kehidupan.

"Tuhan ada di dalam diri kita, dan juga di mana-mana"

"Kesempurnaan bukanlah suatu keadaan, tetapi cara berpikir"
"Adalah sempurna bahwa kita berpikir hidup itu tidak sempurna"

Sepeninggal Bert dan setelah bencana besar yang dialami koloninya akibat serangan Boris - si Beruang - Buzz semakin mengerti dan menyadari bahwa dirinya semakin merasa bersyukur - bersyukur untuk kehidupannya dan keselamatannya dan rumah baru bagi koloninya. Dan begitulah Buzz melanjutkan kehidupannya sebagai seekor lebah pekerja. Tak ada keluhan, tak ada kejenuhan, dan semakin mantap menjadi dirinya sendiri.

Bagian yang paling saya sukai adalah ketika setelah rumah mereka dihancurkan oleh Boris, dan Sang Ratu tiada, Buzz menawarkan suatu tempat di atas tebing sebagai tempat bagi rumah baru koloni. Meskipun pada awalnya ada yang meragukan pendapatnya, pada akhirnya tempat itulah yang terbaik bagi mereka. Dan Buzz memahami bahwa mereka semua punya peran masing-masing dalam kehidupan ini yang sempurna, termasuk dirinya.

"Segalanya tetap sama; tidak ada yang berubah. Kecuali dirinya"

Nah, gimana?ada yang merasakan hal yang sama dengan Buzz? Kalau Buzz bosan mencari madu, mungkin ada yang bosan cari duit melulu??hihihihi...lebih tepatnya bosan dengan rutinitas kerja yaa *pengalaman pribadi :) boz yang ngebetein, penghasilan yang kayanya cuma mampir di awal bulan, kerjaan yang makin numpuk, ga bisa liburan..Alasan yang kedua pasti alasan utama wkwkwkwk apa lagi yang kita cari kalau bukan penghasilan yang bisa menuhin kebutuhan kita. Tapi ga salah juga donk punya keinginan atau mimpi??

Seperti Buzz si lebah, yang sangat tertarik pada sebuah celah di pegunungan, hanya bisa berandai-andai apakah yang ada di balik tebing, apakah gletser, gurun, lembah subur, atau lautan..tidak ada yang tahu. Kalau saja Buzz tidak membulatkan tekadnya untuk terbang menuju celah di tebing itu, maka ia tidak akan pernah menemukan keindahan di baliknya. Angin kencang dan udara yang semakin tipis di ketinggian tidak mematahkan tekadnya untuk sampai di celah. Apa yang ia temukan?? Sebuah pemandangan baru yang luar biasa mengejutkannya. Bukan gletser, gurun, atau lautan. Tetapi sebuah lembah dengan padang rumput dan sebuah danau.

Kisah Buzz ini bisa jadi inspirasi bagi kita. Saya jadi ingat pesan dari seorang teman yang luar biasa, Niek Sugiarti, katanya "tidak ada mimpi yang terlalu tinggi, yang ada hanya niat yang terlalu kecil". Kata-kata ini jadi favorit saya sekarang :) kenapa? karena saya punya banyak sekali mimpi, yang pastinya ingin sekali mimpi itu terwujud...lalu bagaimana dengan niat??ketika kita menginginkan sesuatu, maka kita harus bergerak, harus berusaha, hingga keinginan itu bisa kita dapatkan, benar?! karena seperti pesan Bert, "segalanya tetap sama, tidak ada yang berubah, kecuali diri kita"...so beautiful words..